Etika WawancaRa

Selasa, 12 Oktober 2010

Wawancara!
Aaaaaaaaa!!!
Hampir bisa dibilang pasti, semua orang ketika melamar pekerjaan, mahasiswa pada akhir-akhir masa studinya, satu hal yang selalu membuat berdebar-debar dan tegang wawancara.
kadang meskipun hari wawancara itu baru dilaksanakan besuk atau lusa, masih 2 hari lagi, seminggu lagi tapi perasaan tegang, deg-degan, cemas dan rasa tidak tenang sudah terasa, walau setiap orang punya cara tersendiri untuk menghilangkan perasaan-perasaan itu.. ada juga yang menganggap wawancara adalah hal sepele, tidak melakuan persiapan apa-apa, padahal tidak, justru tahap ini merupakan penentuan bagi seseorang, apakah dia diterima kerja, bagi mahasiswa apakah nanti lulus kuliah??? Oleh karena itu, persiapan sangat penting, banyak hal yang harus disiapkan sebelum menghadapi wawancara, diantaranya:

  1. Kesegaran Fisik dan Mental
Usahakan untuk beristirahat dan relaks sebelum wawancara, kalau perlu sejak sehari sebelum tanggal wawancara. Anda bisa santai di rumah sambil melakukan hobi Anda, hindari melakukan hal-hal yang justru akan membuat tegang saraf Anda. Tujuannya adalah agar keesokan harinya Anda merasa segar dan siap menghadapi wawancara dengan kondisi fisik dan mental yang prima.
  1. Performance atau Penampilan
Pilih busana dengan warna-warna dasar, seperti hitam, putih, krem, cokelat, atau biru tua, sehingga mudah dipadupadankan. Agar busana yang Anda kenakan sesuai dengan bentuk tubuh, ada baiknya Anda mengenali lebih dulu bentuk tubuh Anda. Secara umum, bentuk tubuh manusia ada tiga, yakni oversize, mungil, dan proposional.
  1. Etika Wawancara
Terkadang, Anda grogi ketika wawancara, sehingga etika wawancara pun tak sempat lagi terpikir di benak Anda. Padahal, etika sangatlah penting dan dapat menambah poin untuk diri Anda. Sikap duduk, misalnya. Duduklah dengan tenang dengan tangan di atas pangkuan. Usahakan punggung tidak menyender ke kursi yang Anda duduki.
Saat berbicara, biasakan menggunakan “Saya”, ketimbang menggunakan “Aku,” karena ini menunjukkan kesan Anda seorang yang arogan. Jawablah dengan jujur setiap pertanyaan dari si pewawancara. Jangan ragu untuk bertanya saat Anda diberi kesempatan bertanya. Biasanya, si pewawancara menjelaskan tidak secara detail, hanya pokok-pokoknya saja.
Satu lagi, jika Anda sedang mengunyah permen, usahakan permen tersebut dibuang lebih dulu. Jangan masuk ke ruang wawancara dengan mulut asyik mengunyah permen. Ini akan menimbulkan kesan bahwa Anda tidak serius.
  1. Survei Dahulu Profile Perusahaan
Jika memungkinkan, sebelum memenuhi panggilan wawancara, Anda mencoba mencari tahu profil perusahaan yang mengundang Anda. Jika Anda memiliki teman di perusahaan tersebut, mintalah gambaran singkat mengenai bidang usaha perusahaan. Tanyakan pula, siapa nanti yang akan mewawancarai Anda. Dan yang sangat penting adalah posisi yang nanti akan Anda tempati. Sedetail atau sesingkat apa pun keterangan yang Anda peroleh, itu merupakan bahan masukan yang sangat berharga bagi diri Anda.
  1. Datang Tepat Waktu
Perhatikan benar-benar tanggal dan waktu wawancara. Sediakan beberapa menit untuk merapikan diri lebih dahulu, sebelum masuk ke ruang wawancara. Yakinlah bahwa diri Anda tampil serapi dan sebersih mungkin. Datanglah tepat pada waktunya, bahkan kalau mungkin, datanglah beberapa menit sebelumnya. Misalnya jadwal wawancara pukul 10 pagi, usahakan Anda sudah hadir 30 menit sebelumnya. Jadi, Anda tidak terburu-buru menyiapkan diri.
  1. Bersikap sopan dan ramah
Melihat kondisi anak muda sekarang, cukup menyedihkan, melihat sopan santun dan rasa hormat yang mulai luntur. Oleh karena itu jangan kaget kalo Anda merasa pintar, tapi tidak lulus seleksi wawancara. Bisa jadi karena sikap Anda yang kurang sopan atau tidak bersikap ramah terhadap si pewawancara.
Saat pertama masuk ke ruangan, sapalah pewawancara dan dahulukan berjabat tangan. Kemudian jawablah setiap pertanyaan dengan sopan dan ramah, serta gunakan bahasa Indonesia baku. Hindari debat kusir atau ucapan yang dapat membuat pewawancara tersinggung apabila terjadi perbedaan pendapat dengan pewawancara, lebih baik gunakanlah kalimat “.., itu menurut yang saya ketahui/pahami/kenali. Mohon maaf, mungkin saya salah atau belum mengetahui yang sebenarnya.” Merendahkan diri sedikit, tetapi meninggikan mutu. Sering-seringlah menggunakan kalimat ‘mohon maaf’ apabila ada sesuatu yang belum jelas atau ditengarai dapat menimbulkan perdebatan.
Kadang-kadang pewawancara menanyakan kepada resepsionis bagaimana kelakukan sang pelamar pada saat mulai memasuki pintu masuk. Tentu saja, Anda memang harus selalu bersikap sopan. Tetapi Anda harus khusus bersikap sangat sopan kepada pegawai front office (resepsionis misalnya), karena tahu mungkin mereka akan ditanyakan kesan pertama tentang Anda.
  1. Perhatikan mood pewawancara
Pewawancara juga manusia, artinya bisa senang dan juga bisa marah. Oleh karena itu sebelum melangkah lebih jauh, perhatikan dulu mood pewawancara. Kalau sedang dalam keadaan senang, bolehlah kita selingi jawaban kita dengan sedikit bercanda, atau bertanya balik. Sebaliknya kalau lagi bad mood, sebaiknya jawab seperlunya dan hindari bertanya balik.
  1. Cara Menjawab Pertanyaan
Jawablah pertanyaan dengan sederhana, singkat, padat, dan jelas, serta menjurus atau fokus kepada jawaban pertanyaan. Tidak perlu bercerita panjang lebar dan menjadi tidak jelas alurnya, sehingga membuat pewawancara menjadi bosan dan tidak tertarik untuk mendengarkan. Berilah penjelasan seperlunya, dengan tetap memperhatikan sopan santun dan tata bahasa yang baku. Hindari penggunaan bahasa prokem atau bahasa gaul sehari-hari, walaupun mungkin pewawancara mencoba memancing Anda dengan bahasa2 tersebut.
  1. Jangan Melantur
Berhati-hatilah dengan waktu yang diberikan kepada Anda pada saat pertemuan. Apabila Anda diberi waktu sekitar 45 menit maka gunakan sebaik-baiknya. Jangan melantur, lirik jam tangan Anda tanpa terlihat dan berhentilah bicara jika Anda rasa sudah cukup.
Sebagai tambahan, jangan menyela pewawancara, coba perlihatkan ketertarikan Anda walau mungkin Anda sudah tahu yang diceritakan mengenai perusahaan tersebut. Kesalahan kecil akan mengurangi nilai dari resume Anda yang mengesankan atau penampilan profesional Anda.
  1. Waspadalah dengan “Bahasa Tubuh”
Postur tubuh yang baik mencerminkan energi dan semangat. Ketidakmampuan untuk melihat langsung ke mata sang pewawancara dapat diartikan kurang profesonal atau lebih buruk lagi kurang bisa dipercaya, dan posisi bersedekap/menyilangkan tangan diduga kurang bisa menerima ide-ide baru.
  1. Jujurlah
Lebih dari 15% calon pencari kerja berbohong pada saat membuat aplikasi/lamaran kerja. Pada beberapa perusahaan, apabila diketahui adanya ketidakjujuran pada aplikasi, akan mengakibatkan dipecatnya si karyawan. Walaupun mungkin sangsi yang diberikan tidak begitu berat, perusahaan akan sulit untuk percaya kepada Anda lagi.
  1. Bersikap Tegas
Perusahaan lebih suka apabila kandidat wawancara menghubungi mereka untuk mengetahui hasil wawancara. Hal ini bisa menunjukkan inisiatif tinggi dari sang kandidat. Tunjukkan berapa besar keinginan Anda untuk bekerja pada posisi yang Anda tuju di perusahaan tersebut. Jangan ragu membawa contoh dari hasil pekerjaan Anda sebelumnya (bentuk tulisan, desain) karena itu bisa mempengaruhi keputusan akhir dan mempermudah proses wawancara dan seleksi.
  1. Profesional
Yakinkan bahwa surat lamaran, resune dan CV Anda rapi dan bersih. Periksa kebenaran cara penulisan, karena hal pertama yang dilihat adalah keakuratan, ketepatan dan kreatifitas.
  1. Ucapkan Terima Kasih
Ucapan terima kasih tidak harus panjang panjang dan gaya. Pesan yang ditulis tangan atau diketik pada kertas polos sudah cukup. Ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan untuk wawancara, tawarkan data-data tambahan yang mungkin dibutuhkan dan katakan bahwa Anda menunggu kabar untuk bergabung di perusahaan tersebut.







sumber :yahya4efer.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar